TRADISI CEMBENGAN
Berkembang pesatnya industri gula di
tanah Jawa pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda dimasa lalu ternyata
juga memberikan dampak pada perkembangan tradisi dan budaya dilingkungan pabrik
gula. Tradisi tersebut muncul akibat adanya akulturasi budaya yang dibawa oleh
kelompok-kelompok suku atau etnis yang bekerja dilingkungan pabrik. Salah satu
tradisi yang berkembang kala itu dan masih lestari hingga kini adalah tradisi
Cembengan (Cembrengan).
Tradisi Cembengan adalah sebuah tradisi
yang berasal dari kebudayaan masyarakat Tionghoa yang bernama Cing Bing. Tradisi
tersebut berbentuk ziarah kubur yang dilakukan warga keturuanan Tionghoa ke
makam leluhur mereka sebelum melakukan karya besar. Seiring dengan berjalannya
waktu, tradisi inipun juga dilakukan oleh masyarakat lokal dan menyebutnya
dengan tradisi Cembengan.
Terkait dengan tradisi Cembengan
atau ziarah kubur di Kota Surakarta terdapat sebuah tugu yang dibangun pada
masa Paku Buwono X yang bernama tugu Cembengan. Tugu tersebut dinamai Tugu
Cembengan karena berada diantara rumah persemayaman jenazah warga Tionghoa
Tiong Ting yang berada disebelah barat tugu dan komplek pemakaman Tionghoa
(bongpay) Mojo yang berada disebelah timur tugu.
Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi
Cembengan mulai berkembang disesuaikan dengan tradisi kebudayaan Jawa. Hal ini
dilakukan oleh Raja Mangkunegaran kala itu yakni KGPAA Mangkunegara IV yang
memiliki dua pabrik gula yakni PG Tasikmadu dan PG Colomadu. Tradisi Cembengan
yang dahulu hanya sebatas ziarah kubur telah dikembangkan kedalam beberapa
bentuk acara seperti pertunjukkkan wayang kulit, pasar malam, pesta rakyat, manten
tebu, dan lain sebagainya.
Tradisi Cembengan lazimnya dilakukan
sebelum melakukan proses giling tebu. Hal ini dimaksudkan agar saat proses
giling tebu berlangsung tidak ada halangan atau kendala yang menggangu dalam
proses giling. Selain itu tradisi Cembengan juga merupakan bentuk harapan agar
hasil giling bisa maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Selamatan Giling Pabrik Gula Tasikmadu Tahun 1925
sumber: kitlv.nl
Tradisi
Cembengan
Sumber:
timlo.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar