PABRIK GULA (SUIKER FABRIEK) MOJO
Pabrik
Gula Mojo adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Sragen
selain Pabrik Gula Kedungbanteng. Pabrik gula yang terletak di Jalan Kyai Mojo
no.1 Sragen Kulon tersebut hingga kini masih aktif memproduksi gula. Bahkan
pabrik gula ini adalah salah satu dari tiga pabrik gula yang masih bertahan
hingga kini diwilayah Karesidenan Surakarta selain PG Tasikmadu di Karanganyar
dan PG Gondang Baru di Klaten.
Pabrik
Gula Mojo didirikan pada tahun 1883 oleh perusahaan Hindia Belanda kala itu
yang bermarkas di Den Haag Belanda serta di Semarang. Berdasarkan sebuah
sertifikat saham pendirian PG Mojo Sragen, diperkirakan biaya investasi
pembangunan pabrik gula ini mencapai f 350.000.
Tentu angka tersebut merupakan nilai yang besar dimasanya.
Latar
belakang pendirian pabrik gula ini adalah karena adanya peraturan tanam paksa
pada tahun 1802, yang isinya bahwa rakyat Indonesia harus menyerahkan 1/5
bagian tanahnya untuk ditanami komoditi tertentu dan diantaranya adalah tanaman
tebu. Pabrik Gula Mojo memulai proses giling pertamanya pada tahun 1885.
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1959 pengelolaan PG Mojo Sragen
diambil alih oleh pemerintah dan hingga kini PG Mojo berada dibawah pengelolaan
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).
Sebagai
upaya menjalankan proses produksinya, PG Mojo dahulu juga memiliki jaringan
kereta lori pengangkut tebu yang memiliki panjang jalur (decauville) hingga puluhan kilometer, tersebar diberbagai kebun
tebu yang berada dipenjuru Kabupaten Sragen. Jika dilihat dari peta lawas
Kabupaten Sragen, jalur lori (decauville)
PG Mojo tersebar hingga ke daerah: Tangkil, Pilangsari, Karangmalang, Bangak,
Cumpleng, Terik, Sidoarjo, Bahkan hingga ke Kecamatan Masaran.
Seiring
dengan majunya teknologi transportasi, angkutan lori milik PG Mojopun akhirnya
tergantikan dengan angkutan truk. Jalur-jalur lori dari pabrik gula hingga
keladang banyak yang dicabut dan ditimbun serta berganti menjadi kawasan
pemukiman penduduk. Dibeberapa titik bekas jalur maupun jembatan lori milik PG
Mojo masih bisa dijumpai namun dengan kondisi yang memprihatinkan.
Peta Lokasi
Pabrik Gula Mojo
Sumber: kitlv.nl
Sertifikat Saham
Pendirian Pabrik Gula Mojo
Sumber: Sragen Tempo Dulu
Bangunan Utama Pabrik
Gula Mojo Tahun 1930 dan 2015
Sumber: kitlv.nl
Bangunan Utama
Pabrik Gula Mojo Tahun 1930 dan 2015
Sumber: kitlv.nl
Halaman Belakang
Pabrik Gula Mojo
Bangunan
Gudang di Bagian Belakang Pabrik
Jalur
Lori Tebu di Sisi Utara Pabrik
Bangunan Stasiun
Remise Pabrik Gula Mojo
Bekas Gerbong
Pengangkut Gula
Lori Pabrik Gula Mojo
Angkutan Tetes
Tebu Pabrik Gula Mojo
Selain
memiliki jaringan jalur lori, Pabrik Gula Mojo juga terhubung dengan Stasiun Kereta
Api Sragen yang berada tepat disisi utara pabrik. Stasiun tersebut pada zaman
dahulu bernama Stasiun Kereta Modjosragen. Keberadaan pabrik gula memang selalu
terkait dengan stasiun kereta api. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu
angkutan distribusi bahan baku pabrik gula maupun hasil angkut gula dan tetes
tebu menggunakan kereta api untuk dikirim ke berbagai kota di Pulau Jawa.
Stasiun Modjo Tempo Dulu
Dikutip dari Komunitas Sragen Tempo Dulu
Suasana Stasiun Sragen
Bekas Pondasi
Jembatan Lori Pabrik Gula Mojo di Tangkil
Bekas Jembatan
Lori Pabrik Gula Mojo di Mungkung Sidoharjo
Selain
pembangunan Pabrik Gula Mojo yang didirikan pada tahun 1883, pemerintah
kolonial kala itu juga turut membangun kawasan pemukiman untuk para pegawai
pabrik. Jika dilihat dari fisik dan pola tatanannya, terdapat dua tipe rumah
yang dibangun dikawasan pabrik. Tipe pertama adalah perumahan untuk warga
Belanda atau bangsawan yang biasanya memegang jabatan penting dalam pengelolaan
pabrik seperti administrateur. Rumah pada tipe ini biasanya memiliki ukuran
yang lebih besar dan terkesan mewah. Selain itu biasanya rumah pada tipe ini
berada dalam satu komplek dengan pabrik atau bisa dikatakan berada di dalam
lingkungan pabrik.
Tipe kedua adalah rumah untuk
pegawai pribumi. Biasanya rumah untuk tipe ini memiliki bentuk yang lebih
sederhana dan memiliki ukuran yang lebih kecil. Selain itu letak perumahan pada
tipe kedua ini biasanya dipisahkan oleh pagar pabrik atau berada di luar
lingkungan pabrik.
Di
Pabrik Gula Mojo sendiri terdapat beberapa perumahan untuk pegawai pabrik dari
kalangan masyarakat Belanda yang terletak didalam komplek pabrik dan disisi
timur pabrik. Sedangkan untuk perumahan pegawai pribumi terletak disisi selatan
yang dipisahkan oleh pagar tembok pabrik. Kondisi bangunan perumahan pegawai
Belanda yang bergaya indis tersebut kini banyak dimanfaatkan sebagai rumah
dinas dan perkantoran. Namun tak sedikit pula bangunan rumah yang rusak dan
mangkrak karena tidak adanya perawatan dari pihak yang bersangkutan.
Selain
perumahan pegawai pabrik, disekitar lingkungan Pabrik Gula Mojo juga terdapat
peninggalan arca dan lingga kuno. Benda tersebut kemungkinan adalah benda
koleksi masyarakat Belanda zaman dulu yang bermukim diwilayah tersebut. Hal
tersebut sebenarnya merupakan hal yang lazim dan juga dapat dijumpai dibeberapa
tempat, karena pada zaman dahulu warga bangsa Belanda memang memiliki kegemaran
mengoleksi benda kuno.
Beberapa Rumah Dinas Pegawai Pabrik yang Masih Tersisa
Rumah Pegawai Pribumi
Arca dan Lingga
Sumber kitlv.nl
Monumen di Halaman PG Mojo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar