Rabu, 16 Desember 2015

PABRIK GULA GEDAREN (KRAJAN REJO)

NAPAK TILAS PABRIK GULA GEDAREN

            Pabrik Gula Gedaren adalah salah satu Pabrik Gula yang pernah berdiri di Kabupaten Klaten. Lokasi pabrik gula ini sendiri tepatnya berada di Desa Krajan Kecamatan Jatinom. Letaknya yang berada di Desa Krajan inilah yang membuat pabrik gula ini juga dikenal dengan nama Pabrik Gula Krajan Rejo. Tak banyak catatan sejarah mengenai pabrik gula ini. Namun diperkirakan pabrik gula ini sudah berdiri di akhir abad 18.

Peta Pabrik Gula Gedaren
Sumber: kitlv.nl

            Menurut informasi yang diperoleh dari sesepuh warga sekitar, Pabrik Gula Gedaren hancur pada saat perang revolusi tahun 1949 atau saat Agresi Militer Belanda II. Masyarakat sekitar mengenangnya dengan peristiwa “geger Londo”. Ditahun tersebutlah Pabrik Gula Gedaren di cacah atau dihancurkan oleh masyarakat sekitar. Akibatnya waktu itu banyak gula dan alat giling tebu yang berceceran dimana-mana. Upaya tersebut dilakukan agar bangunan pabrik gula tidak dimanfaatkan lagi oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Bangsa Indonesia. Dahulu saat pabrik gula masih aktif memproduksi gula, sering diadakan acara Cembengan sebagai perayaan menyambut datangnya musim giling di lokasi Pabrik Gula Gedaren.  


Pabrik Gula Gedaren dan Rumah Administrateurnya Tahun 1900
Sumber: kitlv.nl

Lokasi Pabrik Gula Gedaren sekarang telah berubah menjadi pasar, Puskesmas dan Kawedanan  Krajan. Kini bekas bangunan Pabrik Gula Gedaren memang sudah tak bersisa. Namun kenangan manis akan keberadaan pabrik gula tersebut masih tercatat kuat dalam ingatan sesepuh sekitar.


Bekas Lokasi Pabrik Gula Gedaren Sisi Timur

Bekas Lokasi Pabrik Gula Gedaren Sisi Barat

Gapura Tua di Sisi Timur Bekas Area Pabrik Gula Gedaren
Sumber: Komunitas Bangunan Kolonial Indonesia






PABRIK GULA KARANG ANOM

 SITUS PABRIK GULA KARANGANOM

            Pabrik Gula Karanganom adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Klaten. Pabrik gula ini tepatnya berada di Desa Karanganom Kecamatan Karanganom Klaten. Kini bangunan utama pabrik dan bangunan pendukung lainnya sudah tidak ada yang bersisa. Namun dibekas lokasi pabrik berdiri masih bisa dijumpai bekas bangunan pagar yang kemungkinan dulu mengelilingi area perumahan pabrik. Lokasi area pabrik sendiri kini telah berubah menjadi ladang tebu dan pemukiman.
            Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari warga sekitar, nasib Pabrik Gula Karanganom tidaklah jauh berbeda dengan Pabrik Gula Gedaren yang berada di sebelah baratnya. Pabrik gula tersebut hancur saat terjadi peperangan dengan Belanda atau yang dikenal dengan perang revolusi tahun 1949. Kala itu banyak masyarakat yang menghancurkan seluruh bangunan pabrik beserta bangunan-bangunan pendukungnya. Alat-alat giling tebupun juga tak luput dari amukan. Hal ini bertujuan agar bangunan pabrik tidak bisa dimanfaatkan kembali oleh Belanda.

Peta Pabrik Gula Karanganom
Sumber: kitlv.nl

Tak banyak catatan sejarah yang menceritakan tentang pabrik gula ini. Bahkan masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar area bekas pabrik gulapun tak banyak yang tahu. Satu-satunya saksi bisu mengenai keberadaan pabrik gula disana hanyalah bekas potongan besi rel lori dan reruntuhan pagar tembok yang hampir terkubur tanah.


Pabrik Gula Karanganom Tahun 1900 dan 1920
Sumber: kitlv.nl

Bekas Besi Rel Lori Pabrik Gula Karanganom

Rumah Administrateur Pabrik Gula Karanganom Tahun 1900
Sumber: kitlv.nl


Bekas Pagar Tembok dan Bekas Pabrik Gula Karanganom di Sisi Utara


Bekas Pagar Tembok dan Bekas Pabrik Gula Karanganom di Sisi Utara






PABRIK GULA PRAMBONAN

MISTERI PABRIK GULA PRAMBONAN

            Pabrik Gula Prambonan adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Klaten. Pabrik gula ini adalah pabrik gula paling barat di wilayah Klaten. Lokasinya sendiri berada di Desa Bakalan Kecamatan Manisrenggo. Bangunan Pabrik Gula Prambonan memang sudah tidak ada. Bahkan jejak keberadaan pabrik gula diarea tersebut sudah sangat sulit ditemukan.
            Bekas lokasi Pabrik Gula Prambonan kini telah berubah menjadi kawasan pemukiman warga. Jika dilihat dari peta lawas, lokasi pabrik gula ini sebenarnya tidaklah jauh dari lokasi Pabrik Gula Randu Gunting (Candi Sewu) yang berada di Provinsi Yogyakarta. Sangatlah sulit melacak sejarah pabrik gula ini karena minimnya informasi sejarah yang mencatatnya. Belum diketahui secara pasti alasan hancurnya pabrik gula tersebut.

Peta Lokasi Pabrik Gula Prambanan
Sumber: kitlv.nl


Bekas Lokasi Pabrik Gula Prambonan



MUSEUM GULA JAWA TENGAH

MENENGOK MUSEUM GULA JAWA TENGAH

            Museum Gula Jawa Tengah adalah sebuah museum yang terletak di area Pabrik Gula Gondang Winangun Klaten. Museum tersebut adalah museum gula satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Selain sebagai tempat menyimpan barang-barang bersejarah dalam industri gula, museum ini juga berfungsi sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat tentang sejarah panjang industri gula di Indonesia.
            Menurut sejarahnya Museum Gula Jawa Tengah didirikan pada tanggal 11 September 1982 yang diprakarsai oleh Bapak Soepardjo Roestam selaku Gubernur Jawa Tengah dan Bapak Ir. Waryatmo selaku Direktur Utama PTP XV-XVI. Museum tersebut dibangun dalam rangka menyambut kongres internasional ISSCT XIX yang anggotanya terdiri dari ahli gula dari seluruh dunia yang diselenggarakan di Pasuruan pada tanggal 26 Agustus 1986. Museum yang menyimpan alat-alat bersejarah dalam industri gula tersebut didirikan disebuah gedung bekas rumah dinas karyawan PG Gondang Winangun yang berada disebelah barat pabrik.
            Didalam area museum terbagi kedalam beberapa bagian, diantaranya: ruang pameran tetap, perpustakaan, lavatory, dan mushola serta dilengkapi dengan auditorium disisi barat. Dihalaman Museum Gula Gondang Winangun terdapat beberapa bekas alat giling tebu dan lokomotif uap yang dahulu digunakan untuk menarik lori dari ladang tebu ke pabrik. Lokomotif yang paling terkenal disana adalah lokomotif Simbah. Loko uap Simbah merupakan lokomotif buatan Jerman yang dibuat pada tahun 1818. Dahulu lokomotif tersebut digunakan untuk menarik angkutan tetes tebu dari pabrik ke Stasiun Srowot yang kemudian didistribusikan ke Semarang atau Surabaya.
             Selain lokomotif Simbah yang merupakan lokomotif tertua di Pabrik Gula Gondang Winangun, Museum Gula Jawa Tengah juga memiliki koleksi unik lainnya yakni replika Draisine. Draisine adalah sebuah alat transportasi dengan media rel. Alat tersebut pertama kali diciptakan oleh warga Jerman bernama Baron Karl Cristian Ludwig Drais Von Sauerbronn pada tahun 1817. Pabrik Gula Gondang Winangun sendiri mulai menggunakan Draisine pada tahun 1890-an hingga akhir tahun 1980-an. Draisine di PG Gondang Winangun digunakan untuk mengecek perkebunan tebu serta untuk mengecek kelayakan railban yang digunakan untuk jalan kereta lori pengangkut tebu.

Diorama Penggilingan Tebu Tradisional

Usia Museum Gula Jawa Tengah yang telah mencapai 33 tahun tak lantas menjadikannya eksis ditengah-tengah masyarakat. Bangunannya yang sudah tua dan rusak menjadikan museum tersebut terkesan tak terawat. Selain itu banyaknya alat peraga yang rusak serta penataan koleksi museum yang kurang atraktif menjadikan masyarakat malas untuk mengunjungi museum ini. Bahkan suasana didalam museum pun cenderung angker karena banyaknya lampu yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya yang memunculkan kesan menakutkan.
Tak sampai disitu, kondisi ruang perpustakaan museum pun juga sangat memprihatinkan. Banyak koleksi buku yang tidak ditata sebagaimana mestinya. Bahkan ruang perpustakaan pun terkesan kotor karenan banyaknya debu. Dibutuhkan sebuah manajemen yang tepat dari pihak terkait untuk mengelola Museum Gula Jawa Tengah agar menjadi museum yang menarik untuk dikunjungi bagi masyarakat.  Sehingga tujuan pendirian museum sebagai sarana edukasi  dan penelitian industri gula pun dapat tercapai.


Halaman Depan Museum Gula Jawa Tengah


Replika Draisine

Alat Giling Tebu

Lokomotif Simbah

Lokomotif Diesel Ajax


Lokomotif Uap di Halaman Museum

Diorama Ruang Kerja Administrateur Pabrik Gula





TRADISI CEMBENGAN (CEMBRENGAN)

TRADISI CEMBENGAN

            Berkembang pesatnya industri gula di tanah Jawa pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda dimasa lalu ternyata juga memberikan dampak pada perkembangan tradisi dan budaya dilingkungan pabrik gula. Tradisi tersebut muncul akibat adanya akulturasi budaya yang dibawa oleh kelompok-kelompok suku atau etnis yang bekerja dilingkungan pabrik. Salah satu tradisi yang berkembang kala itu dan masih lestari hingga kini adalah tradisi Cembengan (Cembrengan).
            Tradisi Cembengan adalah sebuah tradisi yang berasal dari kebudayaan masyarakat Tionghoa yang bernama Cing Bing. Tradisi tersebut berbentuk ziarah kubur yang dilakukan warga keturuanan Tionghoa ke makam leluhur mereka sebelum melakukan karya besar. Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi inipun juga dilakukan oleh masyarakat lokal dan menyebutnya dengan tradisi Cembengan.  
            Terkait dengan tradisi Cembengan atau ziarah kubur di Kota Surakarta terdapat sebuah tugu yang dibangun pada masa Paku Buwono X yang bernama tugu Cembengan. Tugu tersebut dinamai Tugu Cembengan karena berada diantara rumah persemayaman jenazah warga Tionghoa Tiong Ting yang berada disebelah barat tugu dan komplek pemakaman Tionghoa (bongpay) Mojo yang berada disebelah timur tugu.
            Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi Cembengan mulai berkembang disesuaikan dengan tradisi kebudayaan Jawa. Hal ini dilakukan oleh Raja Mangkunegaran kala itu yakni KGPAA Mangkunegara IV yang memiliki dua pabrik gula yakni PG Tasikmadu dan PG Colomadu. Tradisi Cembengan yang dahulu hanya sebatas ziarah kubur telah dikembangkan kedalam beberapa bentuk acara seperti pertunjukkkan wayang kulit, pasar malam, pesta rakyat, manten tebu, dan lain sebagainya.
            Tradisi Cembengan lazimnya dilakukan sebelum melakukan proses giling tebu. Hal ini dimaksudkan agar saat proses giling tebu berlangsung tidak ada halangan atau kendala yang menggangu dalam proses giling. Selain itu tradisi Cembengan juga merupakan bentuk harapan agar hasil giling bisa maksimal sesuai dengan yang diharapkan.


Selamatan Giling Pabrik Gula Tasikmadu Tahun 1925
sumber: kitlv.nl


Tradisi Cembengan
Sumber: timlo.net  




Kamis, 15 Oktober 2015

SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) TANJUNG TIRTO

Pabrik Gula Tanjung Tirto atau PG Tandjong Tirto adalah sebuah pabrik gula non aktif yang pernah berdiri di wilayah Jogja. Letak pabrik gula ini berada tak jauh dari komplek Candi Kalasan atau tepatnya berada di daerah Berbah Sleman. Pabrik gula ini juga sering disebut Pabrik Gula Kalasan.

Tak banyak catatan sejarah yang menceritakan riwayat pabrik gula ini. Pada zaman dahulu pabrik ini didirikan oleh Internationale Crediet en Handelsvereeninging Roteerdam pada tahun 1874. Perusahaan tersebut adalah sebuah perusahaan perbankan yang berdiri tahun 1863 dan berkedudukan di Rotterdam, Belanda.

Saat krisis Malaisse melanda pada tahun 1929, pabrik gula ini masih mampu bertahan dengan 7 pabrik gula lainnya diwilayah Jogjakarta, seperti: PG Kedaton Pleret, PG Medari, PG Cebongan, PG Beran, PG Gesikan, PG Gondang Lipuro, dan PG Padokan. Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 pabrik ini sempat dikuasai tentara Jepang dan dialihfungsikan sebagai markas tentara mereka. Dan pada tahun 1949 saat agresi militer Belanda II, pabrik ini sempat dikuasai oleh gerilyawan tanah air. Sebagai strategi perang, bangunan utama pabrik dihancurkan oleh pejuang sebagai siasat perang agar tidak dimanfaatkan lagi oleh Belanda.


Kini yang tersisa dari Pabrik Gula Kalasan hanyalah beberapa bangunan gudang dan rumah administrateurnya saja. Bagian bekas bangunan pabrik sendiri kini telah dimanfaatkan sebagai gudang tembakau. Sedangkan beberapa bekas rumah administrateur telah dimanfaatkan sebagai sekolah, tempat tinggal, dan kantor polisi.

Pabrik Gula Tanjung Tirto (Tropen)


Bekas Area Pabrik Gula Kalasan


Bekas Rumah Administrateur Pabrik Gula Kalasan


Bekas Rumah Administrateur Pabrik Gula Kalasan

Pabrik Gula Tanjung Tirto (Leiden)



__________________
PRIMA UTAMA / 2015 / WA: 085725571790 / INSTA: @primautama   





SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) RANDUGUNTING

Pabrik Gula Randugunting adalah sebuah pabrik gula non aktif yang pernah berdiri di wilayah Jogja. Sebenarnya komplek pabrik gula tersebut jika dilihat dari peta sekarang berada di dua wilayah, yakni Jogjakarta dan Kabupaten Klaten.

Tak banyak catatan sejarah yang menceritakan riwayat pabrik gula ini. Bahkan tahun pendirian pabrik gula inipun tak ada yang tahu secara pasti. Hanya foto-foto lawas peninggalan Belanda saja yang menjadi bukti keberadaan pabrik gula ini.

Pabrik gula yang terletak di sebelah utara komplek Candi Prambanan tersebut kini hanya menyisakan dudukan cerobongnya saja. Bangunan utama pabrik sendiri telah dihancurkan pada saat Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948 hingga 1949 sebagai siasat perang agar tidak dimanfaatkan kembali oleh Belanda. Bangunan dudukan cerobong sendiri sebenarnya pernah beberapa kali dihancurkan oleh warga, namun karena tebalnya dinding dudukan cerobong upaya tersebut gagal dilakukan.

Pabrik Gula Randugunting diduga mulai mengalami decline saat terjadi krisis malaise pada tahun 1929. Kini bekas komplek Pabrik Gula Randugunting telah berubah menjadi kawasan pemukiman penduduk.



Pabrik Gula Randugunting Tahun 1920 (Leiden)

Bekas Dudukan Cerobong PG Randugunting

Lingkungan Sekitar Bekas Dudukan Cerobong Pabrik Gula Randugunting



_________________
PRIMA / 2015 / WA: 085725571790 / INSTA: @primautama