Rabu, 16 Desember 2015

PABRIK GULA MOJO

  PABRIK GULA (SUIKER FABRIEK) MOJO

Pabrik Gula Mojo adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Sragen selain Pabrik Gula Kedungbanteng. Pabrik gula yang terletak di Jalan Kyai Mojo no.1 Sragen Kulon tersebut hingga kini masih aktif memproduksi gula. Bahkan pabrik gula ini adalah salah satu dari tiga pabrik gula yang masih bertahan hingga kini diwilayah Karesidenan Surakarta selain PG Tasikmadu di Karanganyar dan PG Gondang Baru di Klaten.
Pabrik Gula Mojo didirikan pada tahun 1883 oleh perusahaan Hindia Belanda kala itu yang bermarkas di Den Haag Belanda serta di Semarang. Berdasarkan sebuah sertifikat saham pendirian PG Mojo Sragen, diperkirakan biaya investasi pembangunan pabrik gula ini mencapai f 350.000. Tentu angka tersebut merupakan nilai yang besar dimasanya.
Latar belakang pendirian pabrik gula ini adalah karena adanya peraturan tanam paksa pada tahun 1802, yang isinya bahwa rakyat Indonesia harus menyerahkan 1/5 bagian tanahnya untuk ditanami komoditi tertentu dan diantaranya adalah tanaman tebu. Pabrik Gula Mojo memulai proses giling pertamanya pada tahun 1885. Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1959 pengelolaan PG Mojo Sragen diambil alih oleh pemerintah dan hingga kini PG Mojo berada dibawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).
Sebagai upaya menjalankan proses produksinya, PG Mojo dahulu juga memiliki jaringan kereta lori pengangkut tebu yang memiliki panjang jalur (decauville) hingga puluhan kilometer, tersebar diberbagai kebun tebu yang berada dipenjuru Kabupaten Sragen. Jika dilihat dari peta lawas Kabupaten Sragen, jalur lori (decauville) PG Mojo tersebar hingga ke daerah: Tangkil, Pilangsari, Karangmalang, Bangak, Cumpleng, Terik, Sidoarjo, Bahkan hingga ke Kecamatan Masaran.
Seiring dengan majunya teknologi transportasi, angkutan lori milik PG Mojopun akhirnya tergantikan dengan angkutan truk. Jalur-jalur lori dari pabrik gula hingga keladang banyak yang dicabut dan ditimbun serta berganti menjadi kawasan pemukiman penduduk. Dibeberapa titik bekas jalur maupun jembatan lori milik PG Mojo masih bisa dijumpai namun dengan kondisi yang memprihatinkan.

Peta Lokasi Pabrik Gula Mojo
Sumber: kitlv.nl

Sertifikat Saham Pendirian Pabrik Gula Mojo
Sumber: Sragen Tempo Dulu


Bangunan Utama Pabrik Gula Mojo Tahun 1930 dan 2015
Sumber: kitlv.nl


Bangunan Utama Pabrik Gula Mojo Tahun 1930 dan 2015
Sumber: kitlv.nl

Halaman Belakang Pabrik Gula Mojo

Bangunan Gudang di Bagian Belakang Pabrik

Jalur Lori Tebu di Sisi Utara Pabrik

Bangunan Stasiun Remise Pabrik Gula Mojo


Bekas Gerbong Pengangkut Gula



  Lori Pabrik Gula Mojo

Angkutan Tetes Tebu Pabrik Gula Mojo

Selain memiliki jaringan jalur lori, Pabrik Gula Mojo juga terhubung dengan Stasiun Kereta Api Sragen yang berada tepat disisi utara pabrik. Stasiun tersebut pada zaman dahulu bernama Stasiun Kereta Modjosragen. Keberadaan pabrik gula memang selalu terkait dengan stasiun kereta api. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu angkutan distribusi bahan baku pabrik gula maupun hasil angkut gula dan tetes tebu menggunakan kereta api untuk dikirim ke berbagai kota di Pulau Jawa.

Stasiun Modjo Tempo Dulu
Dikutip dari Komunitas Sragen Tempo Dulu






Suasana Stasiun Sragen


Bekas Pondasi Jembatan Lori Pabrik Gula Mojo di Tangkil


Bekas Jembatan Lori Pabrik Gula Mojo di Mungkung Sidoharjo


Selain pembangunan Pabrik Gula Mojo yang didirikan pada tahun 1883, pemerintah kolonial kala itu juga turut membangun kawasan pemukiman untuk para pegawai pabrik. Jika dilihat dari fisik dan pola tatanannya, terdapat dua tipe rumah yang dibangun dikawasan pabrik. Tipe pertama adalah perumahan untuk warga Belanda atau bangsawan yang biasanya memegang jabatan penting dalam pengelolaan pabrik seperti administrateur. Rumah pada tipe ini biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan terkesan mewah. Selain itu biasanya rumah pada tipe ini berada dalam satu komplek dengan pabrik atau bisa dikatakan berada di dalam lingkungan pabrik.
            Tipe kedua adalah rumah untuk pegawai pribumi. Biasanya rumah untuk tipe ini memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki ukuran yang lebih kecil. Selain itu letak perumahan pada tipe kedua ini biasanya dipisahkan oleh pagar pabrik atau berada di luar lingkungan pabrik.
Di Pabrik Gula Mojo sendiri terdapat beberapa perumahan untuk pegawai pabrik dari kalangan masyarakat Belanda yang terletak didalam komplek pabrik dan disisi timur pabrik. Sedangkan untuk perumahan pegawai pribumi terletak disisi selatan yang dipisahkan oleh pagar tembok pabrik. Kondisi bangunan perumahan pegawai Belanda yang bergaya indis tersebut kini banyak dimanfaatkan sebagai rumah dinas dan perkantoran. Namun tak sedikit pula bangunan rumah yang rusak dan mangkrak karena tidak adanya perawatan dari pihak yang bersangkutan.
Selain perumahan pegawai pabrik, disekitar lingkungan Pabrik Gula Mojo juga terdapat peninggalan arca dan lingga kuno. Benda tersebut kemungkinan adalah benda koleksi masyarakat Belanda zaman dulu yang bermukim diwilayah tersebut. Hal tersebut sebenarnya merupakan hal yang lazim dan juga dapat dijumpai dibeberapa tempat, karena pada zaman dahulu warga bangsa Belanda memang memiliki kegemaran mengoleksi benda kuno.











Beberapa Rumah Dinas Pegawai Pabrik yang Masih Tersisa

Rumah Pegawai Pribumi


Arca dan Lingga  


Sumber kitlv.nl

Monumen di Halaman PG Mojo






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar